Eco Enzyme & Twiko

Cerita Eco Enzyme & Twiko

Mungkin ada pertanyaan dari teman Twiko, tentang Eco Enzyme.  Kok sekarang Twiko ada kategori Eco life yang sebelumnya memulai muslimah fashion. Atas dasar apa Eco Enzyme sekarang menjadi bagian dari Twiko.

Sebelumnya, yuk kita bahas tentang latar belakangnya dulu (agak panjang neh, karena kita akan membahas masalah lingkungan dan alam).

Tulisan dalam blog ini bedasarkan sumber buku “Keajaiban Eco-Enzym dari sampah menjadi berkah”

Yuk pelan pelan kita baca dan pahami bersama.

Manusia dan seluruh isi alam merupakan bagian semesta yang tak terpisahkan sebab berasal dari satu sumber, yaitu  Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Keindahan, keharmonisan dan keselarasan alam mencermikan kebesaran Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jika di anologikan, alam semesta itu sama dengan tubuh kita, yang bekerja saling melengkapi satu sama lain untuk bertumbuh optimal.

Jika ada sistem yang rusak dalam tubuh, maka akan menggangu keseluruhan sistem tubuh, sehingga akan memunculkan penyakit.

Demikian halnya dengan alam, kerusakan salah satu komponennya akan menyebabkan alam semesta ini menjadi kehilangan titik keseimbangannya. Sebagai bagian dari alam, sudah seharusnya manusia hidup selaras dengan alam.

Akan tetapi pada kenyataannya di era zaman modern ini, manusia semakin banyak mengekploitasi alam. Konversi lahan hutan menjadi pemukiman, peternakan atau perkebunan semakin besar. Illegal logging dan eksploitasi alam untuk penambangan juga semakin marak di lakukan. Hingga kemudian alam menjadi tidak seimbang dan menampakkan dirinya dalam bentuk bencana alam dimana mana.

Saat ini semakin banyak terjadi bencana alam seperti angin kencang, tsunami, gempa, tanah longsor, banjir, kebakaran hutan yang di sebabkan karena efek rumah kaca (greenhouse effect), pemanasan global (global warning) dan perubahan iklim (climate change). Ini selain memang kehendak dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ya..

Kita bahas satu per satu dulu yah

Global Warming.

Gas gas di atmosfer yang memiliki karakter gas rumah kaca menyebabkan panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi. Efek rumah kaca pada tingkat tertentu sangat di perlukan bumi, namun efek rumah kaca yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global atau global warming.

Global warming merupakan kenaikan suhu rata rata di permukaan bumi akibat penumpukan gas rumah kaca pada atmosfer.

Dampak dari efek gas rumah kaca adalah perubahan iklim dalam jangka panjang, yang menyebabkan perubahan suhu rata rata dan curah hujan.

Seperti yang telah kita ketahui dan kita rasakan saat ini, telah terjadi kenaikan suhu global beberapa dekade terakhir.

Dampak dari global warming ini juga memuculkan fenomena salju di Gurun Sahara, fenomena menyusutnya gletser terjadi hampir seluruh dunia. Permukaan air laut global naik sekitar 20% dalam satu abad terakhir, dan global warming juga menimbulkan peningkatan curah hujan yang ekstrim.

Apa saja saja penyebab dari global warming adalah gas rumah kaca. ( ada sedikit bahas kimia neh teman, sedikit penjelasan biar teman teman paham yah)

Penyebab dari global warming  adalah gas rumah kaca yang paling pertama dan dominan sebagai rumah kaca meliputi gas karbondiaoksida (CO2), dinitrogen oksida (N2O) dan gas metans (CH4).

Aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, perubahan penggunaan lahan dan pembakaran bahan bakar fosil telah meningkatkan konsetrasi CO2 di atmosfer sebesar 47% .

CO2 yang di hasilkan dari aktivitas manusia dalam setahun sebesar 40milyar ton. Pada tahun 2016, emisi CO2 yang di timbukan dari kegiatan perindustrian, bahan bakar fosil, kebakaran hutan dan lain lain adalah sebesar 400ppm. Sementara ambang batas aman emisi CO2 adalah sebesar 350ppm.

Sebanyak 880 milyar ton CO2 di buang ke udara. Ketidakseimbangan siklus karbon ini menyebabkan keseimbangan alam mulai terganggu dan terjadinya perubahan iklim. Ketidakseimbangan sirklus karbon karena adanya karbon yang di buang atau terlepas ke atmosfer, merupakan hasil dari:

  • Pembakaran bahan bakar fosil atau kendaran atau mesin, seluruh sistem industry, penggundulan hutan (deforestasi), dan pengolahan tanah secara konvensional serta pemupukan atau penggunaan pestisida kimia.
  • Panas matahari yang terperangkap oleh gas CO2
  • Eksploitasi makanan laut tanpa henti. Laut yang menjadi semakin asam, kepunahan asal organisme laut mulai dari fitoplanton dan runtuhnya rantai makanan laut.

Emisi yang di hasilkan oleh manusia saat ini adalah sekitar 2000 milyar ton gas CO2 dan jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya.

Gas rumah kaca yang paling kedua adalah gas metana.

Metana merupakan gas hidrokarbon yang di hasilkan sumber alam maupun aktivitas manusia, antara lain:

  1. Penguraian limbah di tempat pembungan sampah (TPA)
  2. Pertanian (terutama budidaya padi)
  3. Gas dari pencernaan dan pengelolaan kotoran yang terkait dengan ternak  domestik

Sumber utama emisi gas rumah kaca pada peternaakn berasal dari 4 poin, yaitu:

  • Ruminasi, cegukan dan kentut ternak
  • Penebangan hutan untuk lahan peternakan dan pakan ternak
  • Produksi, pengakutan dan penjualan daging
  • Kotoran hewan

Gas metana yang di keluarkan ternak, terutama sapi mencapai, 14,5% dari total emisi gas rumah kaca di dunia. Sumbangan gas rumah kaca ini berasal dari peternakan sapi yang sangat luas,yang ada di berbagi belahan dunia, antara lain:


Perkebunan besar kota Mudanjiang Cina sebesar 22.500.000 hektar

Modern Dairy, Anhui China sebesar 11.000.000 hektar

Anna Creek, Australia Selatan sebesar 6.000.000 hektar

Clifton Hills, Australia Selatan sebesar 4.200.000 hektar

Alexandria, Australia Utara sebesar 4.000.000 hektar

Berdasarkan karater molekulnya, metana adalah gas rumah kaca yang jauh lebih aktif daripada karbon dioksida. Jumlahnya sedikit akan tetapi daya perangkap panasnya 21x CO2.

Metana merupakan gas yang terbentuk dari proses dekomposisi anaerob sampah organic.

Penumpukan sampah yang tidak di olah akan melepaskan gas metana (CH4).

Secara teori,setiap 1 ton sampah akan menghasilkan 50kg gas metana.

Berdasarkan data KLHK atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, dengan jumlah penduduk Indonesia yang kurang lebih 270 juta, maka gas metana yang di hasilkan dari sampah organic adalah sekitar 2,07 ton/tahun.

Dengan asumsi setiap orang menghasilkan 0,7kg sampah/orang/hari dan 60%nya merupakan sampah organic. Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • Sampah organic = 0,7kg/hari/orang X 270 orang X 365hari X 60%= 41.391.000 ton
  • Gas metana (1 ton setara dengan 50kg/0.0,5 ton gas metana)

=0,05 ton X 41.391.000= 2.069.550 ton gas metana/tahun.

Gas rumah kaca yang paling ketiga adalah gas N20.

Dinitrogen oksida adalah gas rumah kaca kuat yang di hasilkan oleh Pratik budaya tanah. N20 memerangkap paas 310x CO2. Aktivitas yang menghasilkan N20 antara lain:

  • Penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik
  • Pembakaran bahan bakar fosil
  • Produksi asam nitrat
  • Pembakaran biomassa

Penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik:

Gas N20 juga di hasilkan dari penggunaan pupuk kimia, yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produksi tanaman. Penggunaan pupuk kimia telah massif di gunakan di dunia sejak lama dan telah menjadi standar di bidang pertanian.

Jumlag Nitrogen sintesis dalam pupuk kimia telah menurukan kesuburan, meningkatkan penyakit, melepaskan gas rumah kaca dan memadatkan tanah di seluruh dunia.

Dengan demikian, efek samping dari penggunaan pupuk kimia dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan serta lingkungan.

Telah berulang kali di buktikan bahwa pupuk kimia merupakan tantangan serius bagi pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan karena menipisnya mineral yang di kandung dalam tanah.

Untuk mencegah dampak besar yang di timbulkan akibat pemanasan global, kita perlu melakukan mitigasi dengan bergerak cepat dan tanggap.

Pembuatan Eco- Enzym merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk mitigasi resiko dari dampak global warming.

Nah, apakah itu eco enzyme sendiri? Nanti akan di jelaskan di blog selanjutnya yah.

Mitigasi  adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan terhadap ancaman bencana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

My Cart
Wishlist
Recently Viewed
Compare Products (0 Products)
Compare Product
Compare Product
Compare Product
Compare Product
Categories